Pengaruh Terapi Sosiodrama Terhadap Keterampilan Komunikasi Non Verbal Pada Anak Retardasi Mental Ringan Di SLB X Kota Cirebon
Abstract
Anak dengan retardasi mental mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh dibawah rata-rata sehingga kesulitan dalam melakukan tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial. Pendekatan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi yang dapat diberikan kepada anak retardasi mental diantaranya adalah terapi bermain. Terapi ini dilakukan dengan cara memberikan pelajaran berhitung, sosiodrama ataupun bermain jual beli. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh komunikasi non verbal dengan sosiodrama pada anak retardasi mental ringan di SLB X Kota Cirebon. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan rancangan waktu (time series design). Jumlah sampel sebanyak 21 siswa dipilih secara purposive random sampling. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan komunikasi non verbal dengan terapi sosiodrama pada anak retardasi mental ringan {p= 0,001; α= 0,05}. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa terapi sosiodrama berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan komunikasi non verbal pada anak-anak retardasi mental ringan. Saran agar terapi sosiodrama diaplikasikan dalam proses kegiatan belajar di sekolah guna meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal anak dengan retardasi mental ringan.
Keywords
Full Text:
PDF (Indonesian)References
Abidin, Z. (2006). Tehnik lobi diplomasi untuk insan publik relation. Jakarta: indek kelompok gramedia.
Anonim. (2008). Retardasi mental. Diakses dari http:/medicofarma, tanggal 08 /10/2011.
______. (2006), Gangguan jiwa rugikan ekonomi Rp 32 triliun. Diakses dari www.pikiran-rakyat.com tanggal 19 September 2007.
Boyd, M.A., & Nihart, M.A. (1998). Psychiatric nursing contemporary practice, Philadelphia: Lippincott.
Brockopp, D.Y. & Marie, T.H.T. (1995). Fundamental of nursing research (Dasar-dasar riset keperawatan). Boston: Jones & Barlett Publishers.
Budiarto, E. (2004). Metodologi penelitian kedokteran. (Cetakan pertama). Jakarta: FKUI.
Chandra. (2005). Diakses dari http://idonline.org/infoidi-isi.php?news_id=766 tanggal 28 Februari 2012.
Carson, V.B. (2000). Mental health nursing: the nurse-patient journey. Philadelphia: WB.Saunders Company.
Danny. (2009). Gangguan komunikasi pada anak. Diakses dari http://www.mizan.com. tanggal 11/08///2012.
Depkes. (1992). Undang-Undang Republik Indonesia No : 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Jakarta: Depkes.
Dhelpie, B. (2009). GENETIKA (Sebagai Faktor Endogen ABK). Jogjakarta: PT Intan Sejati Klaten.
Effendi, M. (2006). Pengantar psikopedagogik anak berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
____. (2000). Mental Illness in family recognized the warning sign anh how to cope,¶ 4. www.nha. Org diambil tanggal 14 Oktober 2007.
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., and Grebb, J.A. (2002). Sinopsis psikiatri. (Edisi Ketujuh). Jakarta: Binarupa Aksara.
Miller, A. C. (1995). Nursing care of older adult, theori and practice. (2nd Ed.) Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Mohr, W.K. ( 2006). Psychiatric- mental health nursing (4th ed). Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
Maslim, R. (2001). Diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ III. Jakarta: FK Unika Atmajaya.
Mulyana, D. (2005). Ilmu komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
NANDA. (2005). Nursing diagnoses: definitions & classification. Philadelphia: AR.
Notoadmodjo, S. (2003). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku. Yogyakarta: Andi Offset.
Notoadmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurkolis. (2002). Reformasi Kebijakan Pendidikan Luar Biasa. Diakses dari http://www.mediaindonesia.com tanggal 16/07/2012.
Pollit, D.F., & Beck, C.T. (2006). Essentials of nursing research: methods appraisal, and utilization. (6 th ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Walkins.
Sabri, L. (2008). Statistik kesehatan. Jakarta: PT Gravindo Persada.
Refbacks
- There are currently no refbacks.