Hubungan Tingkat Ketergantungan dalam Pemenuhan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari (AKS) dengan Harga Diri Penderita Stroke di Poliklinik Syaraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Siti Fathimah Fadlulloh, Arif Setyo Upoyo, Yuli Dwi Hartanto

Abstract

Stroke menimbulkan kecacatan fisik berupa penurunan kemampuan motorik yang
mengakibatkan penurunan kemampuan aktivitas. Penurunan kemampuan aktivitas
menyebabkan ketergantungan dalam pemenuhan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).
Penurunan kemampuan tersebut mempengaruhi harga diri penderita stroke. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat ketergantungan dalam pemenuhan
AKS dengan harga diri penderita stroke. Penelitian ini menggunakan metode analitik
korelasi dengan pendekatan cross sectional dilakukan di Poliklinik Syaraf RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto. Sampel penelitian sebanyak 31 responden yang diambil
dengan teknik accidentaly sampling pada Desember 2013-Januari 2014. Instrumen
penelitian menggunakan modifikasi indeks barthel dan kuesioner harga diri. Data dianalisis
menggunakan uji rank spearman. Hasil analisis diperoleh p-value = 0,003 dan tingkat
korelasi (r) = 0,521. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat ketergantungan dalam
pemenuhan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) dengan harga diri penderita stroke.

Keywords

stroke;aktivitas sehari-hari

Full Text:

PDF (Indonesian)

References

Abbot, R. D., Rodriguez, B. L., Burchfiel, C. M., & Curb, J. D. (1994).

Physical activity in older middleaged men and reduced risk of stroke: the honolulu heart program. American Journal of Epidemiology, 139(9), 881-893.

Af’idah, F. S. N., Dewi, Y. S., & Hadhisuyatmana, S. (2012). Studi

risiko jatuh melalui pemeriksaan dynamic gait index (DGI) pada

lansia di panti wredha hargodedali Surabaya. Indonesian Journal of

Community Health Nursing, 1(1), 1-13.

Alaszewski, H., Alaszewski, A., Potter, J., Penhale, B., & Billings, J.

(2003). Life after stroke: reconstructing everyday life. Centre for Helath Service Studies. University of Kent.

BPPK. (2008). Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

BPS. (2009). Profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Budiyono, T. (2005). Hubungan derajat berat stroke non hemoragik pada saat masuk rumah sakit dengan waktu pencapaian maksimal

aktifitas kehidupan sehari-hari. Universitas Diponegoro, Semarang.

Darussalam, M. (2011). Analisis faktorfaktor yang berhubungan dengan depresi dan hopelessness pada pasien stroke di Blitar. Universitas Indonesia, Depok.

Dinata, C. A., Safrita, Y., & Sastri, S. (2013). Gambaran faktor risiko

dan tipe stroke pada pasien rawat inap di bagian penyakit dalam

RSUD Kabupaten Solok Selatan periode 1 Januari 2010 – 31 Juni

Jurnal Kesehatan Andalas, 2(2), 57-61.

Hansell, R., & Chapman, H. M. (2013). Washing and dressing: a care

plan. New Scholar: The Journal for Undergraduates in Health and

Social Care, 1, 12-15.

Hayase, D., Mosenteen, D., Thimmaiah, D., Zemke, S., Atler, K., &Fisher, A. G. (2004). Age-related changes in activities of daily living ability. Australian Occupational Therapy Journal, 51(4), 192-198. doi: 10.1111/j.1440-1630.2004.00425.x

Indriani, R. (2014). Jumlah pria perokok di Indonesia kedua tertinggi di dunia. 2014 (13 Februari). Retrieved from http://www.beritasatu.com/kesehat an/159720-jumlah-pria-perokok-di indonesia-kedua-tertinggi-didunia.html

Kaul, S., & Munshi, A. (2012). Genetics of ischemic stroke: indian

perspective. Neurology India, 60(5), 498-503.

Lubis, N. L., & Hashim, M. (2009). Dampak intervensi kelompok

kognitif behavioral therapy dan kelompok dukungan sosial dan

sikap menghargai diri sendiri pada kalangan penderita kanker

payudara. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Lumbantobing, S. M. (2008). Neurologi klinik: pemeriksaan fisik dan

mental. Jakarta: FKUI.

Mandic, M., & Rancic, N. (2011). The recovery of motor function in post stroke patients. Medical Archives, 65(2), 106-108.

Murtezani, A., Hundozi, H., Gashi, S., Osmani, T., Krasniqi, V., & Rama, B. (2009). Factors associated with reintegration to normal living after stroke. Medical Archives, 63(4), 216-219.

NCHS. (2010). Heart disease stroke. NCHS dataline. Retrieved from

http://www.cdc.gov/nchs/pressroom/stats_states.htm

Nilsson, P. M. (2005). Reducing the risk of stroke in elderly patients with hypertension: a critical review of the efficacy of antihypertensive drugs. Drugs Aging, 22(6), 517-524.

Nurwahyuni, C. T. (1999). Kualitas hidup pasien pasca stroke berkaitan dengan jenis stroke dan letak lesi. Universitas Diponegoro,

Semarang.

Oliveira, C. B. D., Medeiros, I. R. T. D.,Frota, N. A. F., Greters, M. E., & Conforto, A. B. (2008). Balance control in hemiparetic stroke patients: main tools for evaluation. Journal of Rehabilitation Research

& Development, 45(8), 1215-1226. doi: 0.1682/JRRD.2007.09.0150

Pardede, J. A. (2013). Defisit perawatan diri. Universitas Indonesia, Depok.

Prastowo, Y. E. (2008). Identifikasi kebutuhan aktivitas sehari-hari

pada lansia stroke/pasca strokedi RSUD Kanjuruhan Kepanjen.

Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Rahmawati, E. (2010). Pengaruh peran keluarga dan harga diri pasien stroke di ruang rawat inap RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Ratnasari, P., Kristiyawati, S. P., & Solechan, A. (2011). Hubungan

antara tingkat ketergantungan activity daily living dengan depresi

pada pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang. STIKES Telogorejo, Semarang.

Robins, R. W., Orth, U., & Trzsniewski, K. H. (2010). Self-esteem

development from young adulthood to old age: a cohortsequential

longitudinal study.Journal of Personality and Social Psychology, 98(4), 645-658. doi: 10.1037/a0018769.

Santoso, T. A. (2003). Kemandirianaktivitas makan, mandi dan

berpakaian pada penderita stroke 6-24 bulan pasca okupasi terapi.

Universitas Diponegoro, Semarang.

Shah, S., Vanclay, F., & Cooper, B. (1989). Improving the sensitivity of the barthel index for stroke rehabilitation. Journal of Clinical

Epidemiology, 42(8), 703-709.

Sonatha, B. (2012). Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap

keluarga dalam pemberian perawatan pasien pasca stroke.

Universitas Indonesia, Depok.

Song, Y. M., Sung, J., Smith, G. D., & Ebrahim, S. (2004). Body mass

index and ischemic and hemorraghic stroke: a prospective study in Korean men. Stroke, 35, 831-836. doi:10.1161/01.STR.0000119386. 22691.1C

Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (1991). Principles and practice of

psychiatric nursing 4th ed. St Louis: Mosby.

Thomas, S. A., & Lincoln, N. B. (2008). Predictors of emotional distress after stroke. Journal of the American Heart Association, 39,

-1245. doi: 10.1161/STROKEAHA.107.498279.

Usman, F. S. (2014). Stroke dan penatalaksanaannya. 2014 (14

Februari). Retrieved from http://majalahkesehatan.com/strok

e-dan-penatalaksanaannya/.

Vickery, C. D., Sepehri, A., & Evans, C. C. (2008). Self-esteem in an acute stroke rehabilitation sample: a control group comparison. clinical Rehabilitation, 22(2), 179-187. doi:10.1177/0269215507080142.

Wirawan, R. P. (2009). Rehabilitasi stroke pada pelayanan kesehatan

primer. Majalah Kedokteran Indonesia, 59, 61-71.

Yusuf, H. M., & Kongkoli, E. Y. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari di panti sosial tresna wredha gau mabaji Kabupaten Gowa. Media Keperawatan, 2(3), 741.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.